“ALAT-ALAT OPTIK
DAN CACAT MATA”
TUGAS INI DISUSUN
SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH : OPTIK
DOSEN PEMBINA : SAMSUN
HIDAYAT, S.Pd.
OLEH :
1.
LALU MUHAMMAD RISPAN SUGI SAPUTRA : 09.241.046
2.
MARIAWI :
09.241.056
3.
AULIYA WULANDARA :
09.241.009
4.
INTISYAH :
09.241.038
5.
MOCH. SYARIFUDDIN :
09.241.061
6.
ELVITA KOMALASARI :
09.241.018
7.
JUWITA SARI KAMOSA :
09.241.043
8.
LINDA WINARSIH :
09.241.049
9.
EKA YULIANA :
09.241.017
10.
LALU MASHUDI :
09.241.047
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM
FAKULTAS
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
DESEMBER 2011
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Ta’ala
yang mana telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyusun proposal praktikum optik.
Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi
wa sallam, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari
jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Kami
berharap proposal praktikum optik ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa proposal
praktikum optik ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menuju kesempurnaan proposal
praktikum optik ini.
Tak
lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan kami ini. Semoga semua
bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah Ta’ala. Amin.
Mataram, 01 Desember 2011
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah
.......................................................................... 1
C.
Tujuan dan Manfaat ….................................................................... 1
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Mata ………….……………............................………………….................... 2
B.
Lup …… …….................................................................................... 4
C.
Kamera ..………………………………………………………………………………….. 5
D.
Mikroskop ………………………………………………………………………………. 6
E.
Teropong ……………………………………………………………………………….. 7
BAB III PROSEDUR
KERJA
A.
Mata
Normal ……. ......................................................................... 10
B.
Rabun
Jauh (Miopi) ....................................................................... 11
C.
Rabun
Dekat (Hipermetropi) ….……………………………………………….. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Alat optik adalah alat pengelihatan
manusia, baik alamiah maupun buatan manusia. Alat optik alamiah adalah mata dan
alat optik buatan adalah alat bantu pengelihatan manusia untuk mengamati
benda-benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas oleh mata. Yang termasuk alat
optik buatan diantaranya: kacamata, kamera, lup atau pembesar, mikroskop,
teropong, dan periskop.
Dalam kehidupan sehari-hari,
mungkin sering kita jumpai banyak kakek atau nenek yang kesulitan membaca
buku/koran pada jarak terlalu dekat juga kesulitan melihat benda yang jauh. Hal
tersebut terjadi karena faktor usia yang menyebabkan daya akomodasi matanya
mulai melemah, sehingga ia kesulitan melihat benda dengan jelas pada jarak
terlalu dekat ataupun terlalu jauh. Apakah mata kakek mengalami kerusakan?
Cacat mata apakah yang diderita kakek?
Apabila kakek ingin dapat melihat pada jarak baca
normal kembali, maka kakek disarankan menggunakan alat optik berupa kacamata.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam proposal praktikum optik ini diantaranya :
1. Dapatkah mahasiswa
memahami beberapa macam alat optik alamiah dan buatan manusia?
2. Bagaimana mahasiswa
memahami sistem kerja cacat mata dalam sebuah percobaan?
C.
TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan dan manfaat dalam
proposal praktikum optik ini diantaranya :
1. Mahasiswa
dapat menjelaskan dan memahami macam-macam alat optik dan proses kerjanya.
2. Mahasiswa
dapat memahami sistem kerja cacat mata dalam sebuah percobaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
ALAT-ALAT OPTIK DAN CACAT
MATA
A. Mata
Bagian-bagian mata
1.
Gambar 3. Bagian
–bagian mata
|
2.
Otot
siliar: berfungsi untuk mengatur panjang fokus (kelengkungan)
lensa.
3.
Iris: untuk
mengatur lebar pupil sehingga banyaknya cahaya yang masuk ke mata bisa
dikendalikan.
4.
Pupil: merupakan tempat lewatnya
cahaya yang menuju ke retina.
5.
Lensa mata: untuk memfokuskan cahaya
atau bayangan benda agar tepat jatuh di retina.
6.
Retina: berfungsi sebagai layar
penerima cahaya atau bayangan benda.
Pembentukan
Bayangan Benda pada Retina.
Proses pembentukan
bayangan pada mata normal terjadi apabila berkas cahaya yang masuk ke mata akan
dibiaskan oleh lensa mata sehingga berkas sinar biasnya tepat berpotongan pada
retina. Adapun sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, dan
diperkecil. Dari retina cahaya kemudian dikirim dalam bentuk listrik ke otak melalui saraf mata. Impuls
diproses oleh otak sehingga terbentuk
bayangan nyata dan tegak yang memberi kesan bahwa kita melihat benda
tersebut.
Proses
pembentukan bayangan terjadi apabila berkas cahaya yang masuk mata dibiaskan
oleh lensa mata jatuh tepat di retina, dan dikirim dalam bentuk listrik ke otak
melalui saraf mata. Sifat
bayangan yang terbentuk oleh lensa mata adalah nyata, terbalik dan diperkecil.
Mata memiliki jarak bayangan tetap,
ini karena jarak antara lensa dan retina sebagai layar adalah tetap. Karena
itu, satu-satunya cara agar benda-benda dengan jarak berbeda di depan lensa
dapat difokus- kan pada retina (menghasil-kan bayangan tajam
pada retina, maka
jarak fokus pada lensa harus bisa
diatur. Pengaturan jarak fokus lensa
dilakukan oleh otot siliar (ciliary
muscles). Ketika mata melihat benda yang sangat jauh, otot siliar mengendor
penuh (relaks) sehingga lensa mata
paling pipih. Ini berarti, jarak fokus paling panjang. Dalam kondisi ini, mata
disebut tidak berakomodasi dan sinar-sinar yang berasal dari benda membentuk
bayangan tajam pada retina.
Saat melihat benda jauh, otot siliar mengendor
penuh (relaks) sehingga lensa mata paling pipih disebut mata tanpa
akomodasi, dan sebaliknya.
|
Proses lensa mengubah jarak fokus (mencembung atau memipih) agar bayangan
tepat pada retina disebut daya akomodasi mata. Akomodasi mata terjadi secara
otomatis sehingga kita biasanya tidak menyadarinya.
Titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh
mata dengan akomodasi maksimal disebut titik dekat (punctum proximum). Titik dekat untuk mata normal terletak sekitar
25 cm dari mata. Sementara itu, titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan
jelas oleh mata tanpa berakomodasi disebut titik jauh (punctum
remotum). Titik jauh untuk mata normal terletak di tempat yang jauhnya tak
berhingga.
Cacat
Mata dan Cara Menanggulanginya
Mata normal (emetrop) merupakan
mata yang masih dapat berakomodasi dengan baik. Bila kemampuan berakomodasi
sudah tidak ada lagi, mata tergolong mata cacat. Mata yang cacat tidak dapat
melihat benda dengan baik.
Ada beberapa cacat mata diantaranya :
a.
Rabun Jauh (miopi)
Mata yang tidak
dapat melihat benda-benda yang letaknya jauh, tetapi dapat melihat dengan jelas
benda-benda yang letaknya dekat disebut miopi. Cacat mata mata
ini dikarenakan bayangan yang terbentuk jatuh di depan retina. Untuk
memperbaiki kelainan mata seperti ini diperlukan lensa yang bersifat
memancarkan berkas sinar, yaitu lensa cekung (divergen).
Miopi adalah cacat mata tidak dapat melihat benda-benda yang letaknya
jauh, tetapi dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya deka
|
Sesuai perjanjian tanda, agar dapat melihat benda
pada jarak tak hingga (s = ∞), dan bayangan di depan lensa bertanda negatif (s’
= - PR) sehingga diperoleh fokus lensa kacamata (f) yang digunakan yaitu:
Dan kekuatan lensa kacamata (P) yang digunakan
adalah :
Keterangan : f dan PR dalam satuan cm, P dalam dioptri
b.
Hipermetropi
Hipermetropi merupakan cacat mata
di mana penderitanya tidak dapat melihat benda yang dekat dengan jelas. Cacat
mata ini terjadi karena lensa mata tidak dapat dicembungkan sebagaimana
mestinya. Pada penderita hipermetropi letak titik dekat mata telah bergeser
menjauhi mata. Dengan demikian, mata hipermetrop hanya dapat melihat benda yang
agak jauh. Cacat mata hipermetropi dapat ditolong dengan kacamata berlensa
cembung.
B.
LUP
Mata
kita tidak dapat mempunyai kemampuan untuk melihat benda-benda yang sangat
kecil dan yang sangat jauh serta tidak mampu merekam suatu peristiwa untuk
waktu yang lama. Karena itu kita memerlukan alat bantu yang disebut alat optik.
Alat-alat optik adalah alat-alat yang terbuat dari lensa atau cermin, atau
lensa cermin.
Pada
dasarnya prinsip kerja alat optik adalah memperbesar bayangan benda atau
mempertajam bayangan supaya tampak jelas. Sehingga alat optik banyak
menggunakan lensa positif untuk membentuk bayangan benda yang lebih besar.
Lup merupakan alat optik yang
menggunakan sebuah lensa positif dan merupakan alat optik yang paling
sederhana. Jika benda objek diletakkan pada jarak antara titik fokus lensa
dengan pusat kelengkungan (s<f), akan terbentuk bayangan yang bersifat maya,
tegak dan diperbesar. Lup berguna untuk mengamati benda-benda kecil agar tampak
besar dan jelas.
Penggunaan Lup
Mata Tidak Berakomodasi
Menggunakan lup
dengan mata tidak berakomodasi, benda yang diamati harus diletakkan di titik
fokus lup tersebut (s = f) seperti
gambar 9.
Jadi rumus perbesarannya menjadi
3
Mata Berakomodasi Maksimum
Untuk mata yang menggunakan lup
dengan berakomodasi maksimum, sifat bayangannya adalah maya, tegak, lebih besar
dan terletak pada titik dekat mata. Sehingga s’ = sn, de
dengan syarat benda yang diamati
harus diletakkan pada jarak kurang dari jarak titik api lup (s<f). Maka
perbesaranya dirumuskan :
C.
Kamera
Kamera
merupakan suatu alat optik yang digunakan untuk merekam suatu tempat, situasi,
atau peristiwa.
Bagian
utama kamera adalah sebuah kotak kedap cahaya. Pada bagian depan terdapat
sistem lensa dan pada bagian belakang terdapat sebuah film.
Adapun fungsi dari bagian-bagian tersebut adalah:
§
Lensa cembung yang berfungsi untuk
membiaskan berkas cahaya dan membentuk bayangan pada film.
§
Diafragma yang berfungsi mengatur celah
(shutter). Fungsi diafragma pada
kamera sama dengan fungsi iris pada mata.
§
Celah (shutter) berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
mengenai film. Diameter celah disebut juga aperture
yang memilki fungsi sama dengan pupil mata.
§ Ulir
sekrup berfungsi untuk memfokuskan cahaya dengan menggeserkan lensa kamera
sesuai dengan objek yang akan dipotret.
§ Penutup/pembuka
lensa berfungsi untuk menentukan bisa tidaknya cahaya masuk mengenai film.
§ Film
berfungsi sebagai layar tempat terbentuknya bayangan atau gambar.
Mekanisme kerja kamera mirip dengan mekanisme kerja
mata manusia. Lensa pada kamera digunakan untuk menghasilkan suatu bayangan
dari objek pada sebuah film. Fungsi film
seperti retina pada mata, sebagai layar untuk menangkap dan merekam
bayangan yang dihasilkan oleh lensa. Bayangan yang dihasilkan nyata, terbalik
dan diperkecil.
Tidak
seperti pada mata, lensa pada kamera tidak dapat membuat jarak fokus yang
berubah-ubah, untuk mencapai fokus yang baik pada film, lensa harus digerakkan
maju mundur, yang menyebabkan jarak obyek berubah. Kamera yang tidak mempunyai
penggerak lensa biasanya mempunyai lubang yang sangat kecil di depan lensa,
yang bekerja seperti pinhole kamera. Di mana tidak ada lensa tetapi menggunakan
lubang kecil untuk mendapatkan cahaya pada film.
Hubungan antara fokus lensa
kamera (f), jarak benda terhadap lensa (s), serta jarak bayangan (s’)
dirumuskan dengan persamaan umum yaitu :
Perbesaran lensa kamera :
D.
Mikroskop
Mikroskop
adalah alat optik untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil. Mikroskop
sederhana terdiri atas dua buah lensa positif (cembung). Lensa positif yang
berdekatan dengan mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai lup.
Lensa positif yang berdekatan dengan benda disebut lensa objektif. Jarak titik
api lensa objektif lebih kecil dari pada jarak titik api lensa okuler.
Benda
yang akan diamati diletakkan diantara F dan 2F dari lensa objektif. Bayangan
yang dihasilkan bersifat nyata, diperbesar dan terbalik. Bayangan ini akan
menjadi benda bagi lensa okuler. Sifat bayangan yang dihasilkan lensa okuler
adalah maya, diperbesar, dan terbalik dari pertama.
Perbesaran
Mikroskop
a.
Perbesaran benda untuk mata tidak
berakomodasi
Syarat agar mata
tidak berakomodasi : S’ok = ~, karena itu Sok = fok.
Sehingga perbesaran total mikroskop dapat dirumuskan :
Panjang
mikroskop (L) dinyatakan dengan persamaan berikut.
b.
Perbesaran untuk mata berakomodasi
maksimum.
Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan yang dihasilkan
lensa okuler tepat jatuh pada jarak mata normal atau S’ok = - Sn
, sehingga perbesaran total mikroskop dapat dirumuskan :
E. Teleskop
Teleskop
merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh
sehingga tampak lebih dekat. Saat ini dikenal dua macam teleskop.
Ø Teleskop
bias yaitu terdiri dari beberapa lensa untuk membiasakan sinar yang dating dari
benda.
Beberapa contoh teleskop bias :
-
Teleskop bintang
-
Teleskop bumi
-
Teleskop prisma
§ Teleskop
pantul yang terdiri dari beberapa cermin dan lensa sebagai pemantul dan pembias
sinar datang.
Ø Teropong Bias
Teropong jenis ini disebut teropong bias karena sebagai
objektif digunakan lensa yang berfungsi membiaskan cahaya. Ada beberapa macam teropong yang tergolong
teropong bias, diantaranya :
a.
Teropong bintang
digunakan untuk mengamati benda-benda di angkasa, misalnya bulan, bintang, dan
planet. Pada dasarnya, teropong bintang terdiri dari dua lensa positif. Salah
satu lensa positif ditujukan ke benda yang diamati. Lensa ini disebut lensa
objektif. Lensa positif yang lain berada di dekat mata disebut lensa okuler.
Pengamatan dengan teropong bintang umumnya dilakukan dengan mata tak
berakomodasi.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa
objektif bersifat sejati, terbalik, dan diperkecil. Bayangan ini terbentuk di
titik fokus utama lensa objektif. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif
kemudian dilihat melalui okuler (berfungsi sebagai lup). Bayangan yang dibentuk
oleh lensa okuler bersifat maya dan ukurannya lebih besar daripada bayangan
yang dibentuk oleh lensa objektif.
Penggunaan teleskop bintang
dianjurkan dengan posisi mata tidak berakomodasi maksimum agar maka tidak lekas
lelas, pada pengamatan ini bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler jatuh di
titik jauh mata (Sn= ~ = S’ok).
10
Panjang
teropong :
11
b.
Teropong Bumi digunakan untuk mengamati
benda di darat atau di laut yang letaknya jauh. Dengan menggunakan teropong
Bumi, maka benda tampak lebih dekat dan jelas. Teropong Bumi juga memiliki
lensa objektif dan lensa okuler, seperti pada mikroskop. Bayangan yang dibentuk
oleh lensa okuler bersifat terbalik. Hal ini tentu memiliki masalah karena
benda yang kita lihat menjadi terbalik. Oleh karena itu, di antara objektif dan
okuler dipasang lensa pembalik sehingga benda terlihat tegak.
Lensa pembalik pada teropong Bumi yang modern dibentuk
oleh dua prisma siku-siku sama kaki. Sinar yang datang dari objektif
dipantulkan secara sempurna sebanyak 4 kali. Pada prisma pertama terjadi
perubahan sisi kanan dan kiri, sedangkan pada prisma kedua terjadi perubahan
sisi atas dan bawah. Dengan demikian, mata akan melihat bayangan tegak dengan
kemampuan yang telah diperbesar.
BAB III
PROSEDUR
KERJA
A.
MATA
NORMAL
Ø Alat dan Bahan :
Perumpamaan : Lensa fokus 100 mm dan
50 mm diumpamakan sebagai lensamata. Layar tembus cahaya diumpamakan sebagai
retina mata. Lilin sebagai objek yang akan dilihat mata.
Ø Cara Kerja :
a. Mata Normal tak berakomodasi
1. Nyatakanlah lilin (sebagai objek
yang kan dilihat mata)
2. Geser-geser lensa 100 mm
menjauhi/mendekati layar hingga didapat bayangan yang tajam pada layar
(“retina”)
3. Ukur jarak antara “lensa mata” dan
“retina” pada “model mata” ini.
b. Mata Normal berakomodasi
4. Ganti lensa f = 100 mm dengan lensa
f = 50 mm tanpa mengubah jarak lensa dan “retina” (layar).
5. Dekatkan lilin ke layar sampai pada
layar terbentuk lagi bayangan tajam lilin tersebut. Ukur jarak lilin (objek) ke
lensa.
B.
RABUN
JAUH (MIOPI)
Ø Alat dan Bahan :
Perumpamaan : Lensa cembung dan
lensa cekung diumpamakan sebagai lensamata dan kaca mata. Layar tembus cahaya
diumpamakan sebagai retina mata. Lilin sebagai objek yang akan dilihat mata.
Ø Cara Kerja :
1. Pasang rel optic pada tempatnya
2. Susun sumber cahaya, lensa, dan layar
seperti gambar 3.1
3. Letakkan sumber cahaya pada jarak
lebih besar dari panjang focus, misalnya yang pertama 14 cm didepan lensa.
Catat pada table pengamatan.
4. Nyatakanlah lilin (sebagai objek
yang kan dilihat mata)
5. Geser-geser lensa cembung menjauhi/mendekati
layar hingga didapat bayangan yang tajam pada layar (“retina”)
benda
lensa cembung lensa
cekung layar
6. Lakukan percobaan dengan jarak benda yang
berbeda misalnya (16, 18, 25 dan 30 cm)
Ø Analisis Data :
NO
|
Titik Jauh (s’)
(cm)
|
Jarak benda (s)
|
Jarak Fokus ( f )
(m)
|
Kuat Lensa (P)
(dioptri)
|
1
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
C.
HIPERMETROPI
(RABUN DEKAT)
Ø Alat dan Bahan :
Perumpamaan : Lensa cekung dan lensa
cembung diumpamakan sebagai lensamata dan kaca mata. Layar tembus cahaya
diumpamakan sebagai retina mata. Lilin sebagai objek yang akan dilihat mata.
Ø Cara Kerja :
1. Pasang rel optic pada tempatnya
2. Susun sumber cahaya, lensa, dan
layar seperti gambar 3.2
3. Letakkan sumber cahaya pada jarak
lebih besar dari panjang focus, misalnya yang pertama 14 cm didepan lensa.
Catat pada table pengamatan.
4. Nyatakanlah lilin (sebagai objek
yang kan dilihat mata)
5. Geser-geser lensa cembung
menjauhi/mendekati layar hingga didapat bayangan yang tajam pada layar
(“retina”)
benda
lensa cekung lensa
cembung layar
6. Lakukan percobaan dengan jarak benda yang
berbeda misalnya (16, 18, 25 dan 30 cm)
Ø Analisis Data :
NO
|
Titik Jauh (s’)
(cm)
|
Jarak benda (s)
|
Jarak Fokus ( f )
(m)
|
Kuat Lensa (P)
(dioptri)
|
1
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
merkur casino 50€ free spins + 200 free spins no deposit bonus
BalasHapusMerkur, Casino no deposit, free spins, online casino sign up bonus 메리트 카지노 codes 2021. All new, used casino players, 인카지노 100% up to €/$500 deposit bonus 메리트카지노